Senin, 17 Maret 2014

Hadiri HUT ke 68 PWKI, Ir Leo Nababan Ingatkan Agar Wanita Kristen Mendidik Anaknya Dengan Kasih


Senin, 17 Maret 2014 | 09:53:10

Medan (SIB)- Staf  khusus Menko Kesra Ir Leo Nababan menyampaikan kepada wanita Kristen di Sumut agar mendidik anaknya dengan kasih sesuai yang diajarkan Tuhan Yesus. Jangan sekali-kali memarahi anak-anak dengan sebutan hewan, kalau anak salah harus dibimbing dengan Firman Tuhan.

“Selalulah memanggil anak dengan panggilan “honey” (madu), kelak akan datang yang manis yakni berkat dari diri si anak jika dewasa kelak,” ucap Leo ketika menghadiri Perayaan HUT ke 68 Persatuan Wanita Kristen Indonesia (PWKI)  di Sekretariat PWKI Sumut di Medan.

Namun dia sangat mengagumi wanita Batak dalam mendidik anak, Leo mengidolakan ibunya karena begitu tangguh dalam membesarkan anak meski kehidupan ekonomi keluarga pas-pasan. Leo  menceritakan, ibundanya (boru Simanjuntak) dengan keterbatasan ekonomi mampu memberangkatkan  Leo Nababan kuliah ke Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 1981.

“Meski harus menggadaikan gajinya di BPDSU, waktu itu sebesar Rp 1,2 juta, dengan mencicil Rp 100.000 sebulan, kemudian menjual perhiasan dan ternak dilakukan  ibunda, sampai kini saya berhasil menjadi Staf Khusus Menko Kesra karena doa dan perjuangan ibu saya, ciri khas wanita Batak yang selalu memperjuangkan anaknya harus dipertahankan,” ucapnya.

Sudah 48 negara yang dijalaninya baru wanita Bataklah kata Leo yang “mameme” yakni, mengunyah makanan setelah jadi bubur di dalam mulut lalu disuapkan kepada bayinya. Tujuannya agar sang anak selalu dekat dengan ibunya. Untuk itu katanya, celakalah orang yang durhaka kepada ibunya. “Tidak ada wanita dimanapun di dunia yang setangguh wanita Batak, untuk itu kepada perempuan orang Batak  jangan malu menunjukkan identitasmu sebagai boru Batak, banggalah jadi orang Batak,” tegasnya.

Plt Wali Kota Medan Drs H Dzulmi Eldin MSi melalui Asisten II Setdakota Medan Drs Erwin Lubis MM menghimbau agar PWKI menjunjung tinggi nilai-nilai luhur keagamaan dan mengembangkan sikap toleransi. Kaum wanita dituntut memiliki kualitas tinggi, mampu memaknai ajaran agama dan diterapkan di lingkungan dan keluarganya.

“PWKI hendaknya lebih antisipatif terhadap dampak globalisasi, fenomena yang terjadi sudah nampak secara kasat mata bahwa moral dan etika semakin terkontaminasi oleh kepentingan yang terkadang terlepas dari panduan spiritual, karena kita masih melihat prilaku moral dan etika yang terdegradasi, prilaku yang barbar dan provokatif. Harus disadari menihilkan perbedaan pendapat adalah sesuatu yang mustahil, kita harus menghargai perbedaan sesuatu yang wajar,” tandasnya.

 Acara tersebut dihibur artis senior batak Bunthora Situmorang, Tagor Tampubolon dan Nai Malvinas. Turut hadir Ketua PWKI Sumut Ny Gaberia Panggabean br Pardede, Plt Ketua PWKI Medan Debby Rattu, Dorty Simanjuntak, Merry Susi Sinaga, Ir Remon Simatupang, MSc, Binsar Simatupang dll.(A14/f)



Sumber :  m.HarianSIB.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar