Selasa, 13 Mei 2014

DKPP SIDANGKAN 5 KPUD




Medan.  Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) menggelar sidang pemeriksaan selama dua hari terhadap para komisiner 5 KPUD di Sumut. Sidang terbagi dalam 2 termin, pertama KPUD Labuhan Batu Selatan (Labusel), Tanjung Balai dan Padang Lawas (Palas), Senin (12/5), KPUD Medan dan Nias Selatan (Nisel), Selasa (13/5).
Sidang digelar di Kantor Bawaslu Sumut. Anggota DKPP Saut Hamonangan Sirait selaku ketua majelis mengatakan, hari ini pihaknya langsung membuat keputusan terkait laporan dugaan pelanggaran etik penyelenggara Pemilu yang diadukan para caleg itu.
Dalam sidang, Saut didampingi anggota majelis Syafrida R Rasahan (Bawaslu Sumut), Evi Novida Ginting (KPUD Sumut) dan 2 dari unsur masyarakat, yakni Prof Monang Sitorus dan Tengku Erwin.

Dalam kasus KPUD Labusel, selaku terlapor adalah Ketua KPUD Imran Husaini, Ketua PPK Kecamatan Torgamba Ridwan Nasution, Ketua PPS Desa Bukit Tujuh Sopyan Situmeang, Ketua PPS Desa Sei Meranti Suyanto dan Ketua PPS Desa Torgamba Juliawati. Mereka diadukan Syamsul Rijali Pulungan, caleg dari Partai
Golkar dengan tuduhan telah mengubah perolehan suara tingkat DPRD Labusel.

DPD Partai Golkar Labusel telah mengajukan keberatan dan ditindaklanjuti dengan membuka C1 plano di TPS 5,6 dan 9 Desa Bukit Tujuh pada 20 April 2014. Namun, pada pleno lanjutan 21 April 2014, KPUD Labusel tidak melanjutkan membuka C1 plano sebagaimana protes pelapor. KPU beralasan saksi partai lain keberatan dan tidak ada rekomendasi dari Panwaslu.

Untuk kasus Tanjungbalai, para terlapor adalah dua anggota KPUD Jamin Marudut Damanik dan Dahwani Fitri, anggota PPK Datuk Bandar Agustina, Ketua PPS Kelurahan Gading Tumpal Siagian dan anggota Panwascam Datuk Bandar Tengku Arudi. Mereka dilaporkan Ketua Panwaslu Tanjung Balai Deddy Hendrawan. Terlapor sepakat membuka kotak suara di TPS 11 Kelurahan Gading untuk melihat daftar hadir.

Sedangkan Ketua KPUD Palas Syafruddin Daulay dan anggotanya Indra Syahbana Nasution serta Ketua PPK Kecamatan Sosa dilaporkan caleg No 1 Dapil 4 dari PPP karena pencoblosan sisa surat suara dan surat suara cadangan pada TPS 1 dan 2 Desa Ujung Batu, Kecamatan Sosa untuk caleg Nomor 4 PPP atas nama Arpanul Hakim.
Disebutkan, pencoblosan atas kesepakatan dengan ketua dan anggota KPPS pada 9 April 2014, yang mengakibatkan penggelembungan suara Arpanul. Sedangkan rekomendasi Panwaslu Palas tidak ditindaklanjuti KPUD Palas.

Menurut Saut, sidang hanya klarifikasi dan memintai keterangan dari teradu maupun pengadu. Sedangkan hasilnya akan diputuskan oleh majelis DKPP di Jakarta.
"Saya tidak bisa komentari. Tapi keputusannya akan cepat. Mungkin besok sudah ada," katanya.

Sementara untuk kasus KPUD Medan, seluruh komisionernya, yakni Yenny Chairiah Rambe (ketua), Rahmat Simanjuntak, Edy Suhartono Irwansyah dan Pandapotan Tamba selaku anggota dilaporkan caleg DPR dari Partai Golkar Leo Nababan melalui kuasa hukumnya J Sontang Simatupang.

Leo mengklaim kehilangan 24.805 suara untuk 4 kabupaten dan kota, termasuk Medan. Seharusnya dia mendapat 61.390 suara, namun dituliskan hanya 36.585 suara, dengan rincian Tebingtinggi (2.109) Serdang Bedagai (9.049), Deliserdang (14.401) dan Medan (14.401).

Sedangkan Ketua KPUD Nisel Fansolidarma Dachi bersama 4 anggotanya, Deskarnial Zagoto, Irene Mayriska Laowo, Manolododo Daliwu dan Sumangeli Mendrofa diadukan tim asistensi Bawaslu Ahmad Irawan dan Petrus Wau dari Aliansi Partai Politik Kabupaten Nisel karena Panwaslu Nisel tidak mendapat salinan C1, D dan DA.
Selain itu, hasil pengawasan juga ditemukan kotak suara sudah terbuka dan beberapa lembar surat suara sudah dicoblos sebelum pemungutan suara. Ditemukan juga pemilih di bawah umur dan pemilih memilih lebih dari satu kali.

Anggota KPUD Sumut Yulhasni mengatakan, pihaknya siap menjalankan apapun keputusan DKPP terhadap jajaran di bawahnya itu. "Apapun putusannya kita jalankan," katanya.

Sabtu, 03 Mei 2014

KECURANGAN REKAPITULASI SUARA


Cerdas Memilih TVRI Nasional



Hilang 24.805 Suara, Leo Nababan Lapor ke Bawaslu dan DKPP

Leo Nababan (tengah) didampingi kuasa hukumnya JS. Simatupang,SH (kanan) memberikan keterangan di Bawaslu Center Jakarta

Jakarta - Calon Legislatif Ir. Leo Nababan nomor urut 1 Partai Golkar, daerah Pemilihan Sumatera Utara I merasa suara hasil Pemilihan Legislatif pada 9 April 2014 sebanyak 24.805 suara yang memilihnya hilang.

Leo memastikan bahwa suara yang diperolehnya sebanyak 61.390 berdasarkan penghitungan photo copyan C1 atau rekap hasil suara, namun hasil perolehan suara yang diumumkan Komisi Pemilihan Umum Daerah Sumatera Utara (KPUD Sumut) sebesar 36.585.

Perolehan suara Leo yang diumumkan KPUD Sumatera Utara sebesar 36.585, dengan perincian  Tebing Tinggi memperoleh sebesar 2.109, Serdang Bedagai sebesar 9.049, Deli Serdang memperoleh suara sebesar 14.401, dan Medan meraup sebesar 14.401 suara. 

"Saya  datang ke Bawaslu dan DKPP dengan protes keras, secara prosedural sudah protes KPU Medan, dan meminta agar KPU Pusat mengambil alih tugas KPUD Provinsi Sumatera Utara dalam melakukan rekapitulasi ulang," tegas Leo, Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar itu, di Media Center Bawaslu, Jakarta, Rabu (30/4).

Sebelumnya, Leo melaporkan ke Bawaslu dengan membawa enam kardus  barang bukti hasil photo copyan C1. Mantan aktivis AMPI itu diterima Komisioner Nelson Simanjuntak, dan Daniel Zuchron. 

Leo mempertanyakan suara di Kota Medan, dengan jumlah 1,2 juta penduduk dirinya hanya meraih 11 ribu suara. "Tidak mungkin hanya sebesar itu," tegasnya.
Lebih lanjut dia mengemukakan, dari hasil berbagai lembaga survei dirinya selalu menempati urutan teratas, dari caleg-caleg lainnya sebelum Pemilihan legislatif digelar pada 9 April 2014 lalu.

Namun, hasil suara yang diperoleh dirinya hanya berada di urutan kedua caleg Dapil Sumut I Partai Golkar, dibawah caleg Meutia Hafid.

Dia mendesak agar Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menonaktifkan dan mempidanakan para pelaku kecurangan dalam pemilu ini. Alasannya, pencurian jumlah suara yang dialaminya adalah sudah masuk kategori kejahatan luar biasa. Karena suara rakyat adalah suara Tuhan, namun sayangnya dimanipulatif segelentir kelompok yang tidak bertanggung jawab.

"Saya anak pergerakan, dan saya kejar kemanapun, dan ini menghilangkan suara rakyat kemanapun saya akan kejar," tegasnya. Dia menambahkan, berbagai lapisan masyarakat mengatakan dirinya adalah meraih suara terbanyak. 

Dia mengemukakan, sangat disayangkan bila penyelenggaraan Pemilu menelan biaya sebesar Rp 14 triliun, namun hasilnya dipermainkan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Sehingga, katanya, agar Pemilu pada tahun-tahun selanjutnya dipikirkan penggunaan prinsip finger print, yakni untuk memangkas alur proses rekapitulasi suara mulai dari TPS sampai ke KPU Pusat.


"Saya tidak mau Indonesia dicurangi, dan repitulasi suara ke depan tidak usah di kelurahan atau kecamatan, cukup di KPU  saja, sehingga rekapitulasi suara mulai dari TPS sampai ke KPU Pusat. Dengan demikian tidak perlu lagi perhitungan yang dilakukan pada tingkat kelurahan dan kecamatan. Namun suara pemilih bisa diberika langsung terekam dari KPU kabupaten/kota hingga KPU Pusat," ujarnya.

Sementara, Kuasa Hukum Leo Nababan JS. Simatupang mengatakan, Kota Medan sebanyak 21 kecamatan masih ada suara yang masuk. "Dan sebanyak tiga kecamatan di kota Medan terjadi manipulasi," ungkapnya.   

Di tempat berbebeda, Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie mengemukakan, sebanyak 6000 laporan masyarakat sudah masuk ke DKPP. "Kita masih mendalami laporan tersebut,"ujar Jimly. 

Kamis, 17 April 2014

Ir Leo Nababan Berterimakasih Atas Kepercayaan Masyarakat




    TEMU PERS: Ir Leo Nababan nomor urut 1caleg DPR RI Dapil Sumut I didampingi Wilyanus Simanjuntak,JS Simatupang,Iwan dan Situmorang memperlihatkan sebagian data lampiran C1 hasil pileg 2014 dalam temu pers, Selasa (15/4) di Hotel Grand Antares, Jalan Sisingamangaraja, Medan.

Medan. Ir Leo Nababan mengucapkan terimakasi kepada simpatisan dan masyarakat baik mereka yang mencoblos maupun yang tidak mencoblosnya dalam suatu temu pers, Selasa (15/4)  di Hotel Grand Antares, Jalan Sisingamangaraja, Medan.
Caleg DPR RI periode 2014-2019 Dapil Sumut I  nor urut 1 dari Partai Golkar tersebut, Ir Leo Nababan kelahiran Sei Rampah, Serdang Bedagai, Sumut, 30 Oktober 1962 itu, menyatakan prediksi  menduduki kursi DPR di Senayan berdasarkan hasil sementara data  lampiran C1 yang sudah dikantongi pihak Pemenangan Leo Nababan (PLN) mencapai 50 persen sudah tidak disangsikan lagi.
Tapi beliau menyatakan meski sudah tidak diragukan lagi namun dia tetap menghargai hasil  yang aktual dari  KPU Provinsi Sumut.
Leo Nababan menyatakan semua hasil yang diperoleh dalam pileg tersebut tidak terlepas dari kepercayaan besar masyarakat dan kader-kader untuk mempercayakannya duduk di kursi DPR RI.
Doa dan dukungan
Bahkan dalam temu pers tersebut, Leo Nababan meminta doa dan dukungan agar jangan hanya dirinya duduk saja di Senayan tapi dia harus memberi perhatian menanggapi aspirasi masyarakat utamanya Dapil Sumut I meliputi Kota Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi. Sebagai wakil rakyat, masyarakat Dapil Sumut sangat mengharapkan kepedulian bukan sebaliknya karena ini adalah amanah.
Untuk itu, Leo Nababan menyatakan tidak akan menutup mata dan hati atas segala kritikan masyarakat dalam setiap kunjungannya ke konstituennya di Dapil Sumut I mana tahu dia  menyimpang dari harapan masyarakat.
Staf Khusus Menko Kesra RI itu menyampaikan terimakasih kepada pemerintah, KPU, Panwaslu, KPPS serta jajarannya, pihak kepolisian mulai dari tingkat kota sampai ke pedesaan bahwa pesta demokrasi pileg ini berjalan dengan baik, aman, tertib.
Bahkan beliau juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada jajaran pers baik media cetak maupun media elektronik atas kerjasamanya dalam pembicaraan setiap kegiatannya di Sumut.
Salah satu kunci untuk menarik hati masyarakat mendukungnya, Leo Nababan menyentuh langsung perasaan masyarakat dengan berbagai bahan pemikiran untuk memotivasi siapa pun dia tanpa memandang agama, suku, golongan, ras, status, kulit, starata sosial dan asal usul untuk menggapai hidup lebih baik.
Leo membagikan buku-buku dan CD kepada masyarakat yang suka budaya dan seni musik tanpa memberikan uang.
Selain menyampaikan selamat Paskah bagi umat Kristiani, Leo Nababan juga berterimakasih kepada tim sukses dan relawannya yang tidak pernah lelah bekerja untuk memperjuangkan calonnya bisa duduk di kursi DPR RI. 

Rabu, 09 April 2014

Peta Kekuatan Caleg di "Dapil Neraka" Sumatera Utara I

Para kandidat sama-sama populer, punya akses luas



VIVA - Inilah daerah pemilihan di pemilu 2014 yang calon anggota legislatifnya sama kuat. Mereka populer dan memiliki sumber daya baik akses kekuasaan maupun dana. Tak mengherankan orang menjuluki dapil neraka pada Sumatera Utara I.

Nama-nama familiar hadir di daftar caleg untuk daerah pemilihan Sumatera Utara I ini, di antaranya adalah Meutya Hafid, Ruhut Poltak Sitompul, Sutan Bhatoegana, Tifatul Sembiring, dan Firman Jaya Daely. 

Sumatera Utara dibagi menjadi 3 daerah pemilihan, yaitu Sumatera Utara I, Sumatera Utara II, dan Sumatera Utara III. Untuk dapil Sumatera I ada 3 kabupaten/kota yang menjadi daerah pertarungan bagi para caleg dari masing-masing partai politik peserta pemilu ini. Tiga kabupaten/kota tersebut adalah Deli Serdang, Serdang Bedagai, dan Kota Tebing Tinggi.

Sejumlah caleg incumbent juga meramaikan bursa caleg di dapil Sumatera I ini, mereka berusaha untuk tetap mempertahankan kursi yang sudah mereka dapatkan di pemilu 2009 lalu. Total kursi yang diperebutkan di dapil Sumatera Utara I untuk DPR RI adalah 10 kursi.

Beberapa nama baru dan lama yang menjadi caleg di dapil Sumatera Utara I antara lain sebagai berikut.

1. Prananda Surya Paloh

Lahir di Singapura 21 September 1988, anak pendiri Partai Nasdem Surya Paloh menjadi caleg untuk daerah pemilihan Sumatera Utara I dan mendapatkan nomor urut 1. Lulusan Monash University Australia ini memiliki jabatan penting di beberapa perusahaan di Jakarta, seperti menjadi Komisaris di PT Media Property Indonesia, Direktur PT Surya Jaya Capital, Komisaris PT Sarana Dinamika Jaya dan Komisaris PT Media Realti Indonesia. Berkiprah di dunia politik merupakan suatu hal baru yang dilakukan oleh Prananda, bergabung bersama Partai Nasdem Prananda menjadi salah satu caleg baru untuk dapil Sumatera Utara I ini.

2. Tifatul Sembiring

Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tahun 2005-2010 ini merupakan insinyur komputer lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Informatika dan Komputer (STIK) Jakarta. Sebelum terjun dalam politik, ia pernah berkarier di PT PLN (persero) dalam bidang telekomunikasi dan pemrosesan data. Saat ini Tifatul Sembiring masih menjabat sebagai Direktur Asaduddin Press Jakarta semenjak tahun 1989. Menteri Komunikasi dan Informatika RI semenjak tahun 2010 itu pernah menjadi Presiden PKS menggantikan Hidayat Nur Wahid. Di dapil Sumatera Utara I mewakili PKS dengan nomor urut 1.

3. Irmadi Lubis

Irmadi Lubis lahir 7 Februari 1952 di Pematang Siantar, mempunyai 3 orang anak dan menjadi suami dari Wirdiana Bey, saat ini Irmadi Lubis berdomisili di DKI Jakarta. Ia adalah Anggota DPR selama 3 periode, yaitu periode 1999-2004, 2004-2009, dan 2009-2014. Di periode 2009-2014, ia baru resmi menjabat ketika tahun 2012 lewat Pergantian Antar Waktu (PAW). Sebelum menjadi politisi, lulusan Akademi Perbankan Medan tahun 1974 ini menjadi Asisten Sales Manager PT MoonLion dan PT Flash Elektroworld, Personalia Manager PT Korindo Group, General Manager PT Tai Wa Indonesia, dan yang terakhir Direktur PT Pratama Abadi Industries. Kali ini masih mewakili PDI Perjuangan Irmasi Lubis kembali maju sebagai caleg nomor urut 1 untuk dapil Sumatera Utara I.

4. Firman Jaya Daely, SH

Mantan Anggota DPR RI periode 1999-2004 ini kembali mencoba peruntungannya di dunia politik dengan menjadi caleg di Sumatera Utara I dengan nomor urut 5. Pria kelahiran Nias ini ketika masih emnjadi Anggota DPR terlibat dalam beberapa tim perumus, antara lain menjadi Tim Perumus UU Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), UU Kepolisian & UU Kejaksaan, UU Pemerintahan Daerah, UU Daerah Otonom Baru, Antara Lain Kabupaten Serdang Bedagai, dan lainnya. Di PDI Perjuangan ia pernah menjadi Ketua DPP PDI Perjuangan dan  Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu Pusat.

5. Drs H Jumiran Abdi

Pernah menjadi pengurus DPD Golkar Medan pada tahun 1984 sampai 1994, Jumiran Abdi kali ini menjadi caleg dari PDI Perjuangan di daerah pemilihan Sumatera Utara I. Ia mendapatkan nomor urut 8 di Pemilu Legislatif 9 April mendatang. Jumiran Abdi adalah Calon Wakil Gubernur Sumatera Utara di Pilgub Sumatera Utara 2013 kemarin, ia berpasangan bersama Effendi Simbolon. Namun pasangan yang diusung oleh PDI Perjuangan ini kalah suara dan berada di posisi 2. Kegagalannya menjadi Wakil Gubernur Sumatera Utara, membuat ia menjadi caleg dari dapil Sumatera Utara I.

6. Leo Nababan

Wasekjen Partai Golkar ini lahir di Sei-Rampah 30 Oktober 1962, ia juga pernah menjadi pengurus PSSI di era Agum Gumelar ketika menjadi Ketua Umum. Leo Nababan adalah lulusan dari Undip Semarang pada tahun 1992 ini menjadi Staff Khusus Menko Kesra, Staff Khusus Ketua DPR RI, dan Staff Khusus Menteri Negara Pemuda dan Olahraga. Di tahun 1994, Leo Nababan mendapatkan penghargaan  Hankam dan Menpora, dan di tahun 1997, ia mendapatkan penghargaan Mayagita. Mewakili Partai Golkar, Leo Nababan menjadi caleg nomor urut 1 untuk daerah pemilihan Sumatera Utara I.

7. Meutya Viada Hafid

Karir politik caleg incumbent perempuan dan dari kalangan publik figur ini pada tahun 2010 sempat dipasangkan dengan Dhani Setiawan Isma sebagai calon wali kota dan wakil wali kota Binjai periode 2010-2015. Di tahun yang sama pada bulan Agustus, Meutya Hafid dilantik menjadi anggota DPR dari Partai Golkar dan saat ini ia duduk sebagai Anggota Komisi I DPR RI.

Mantan jurnalis di stasiun tv nasional yang pernah disandera di Irak ini adalah lulusan dari University New South Wales, Australia. Sejumlah penghargaan pernah diraih oleh wanita kelahiran Bandung 3 Mei 1978 ini di antaranya adalah, penghargaan Jurnalistik Elizabeth O'Neill, dari pemerintah Australia, penghargaan alumni Australia 2008 untuk kategori Jurnalisme dan Media, dan penghargaan Kartu Pers No. 1 dari PWI. Menjadi salah satu caleg incumbent, Meutya Hafid menjadi Calon legislatif dari Partai Golkar untuk daerah pemilihan Sumatera I dengan nomor urut 2. 

8. Ruhut Sitompul

Ruhut Sitompul adalah Anggota DPR periode 2009-2014 fraksi Partai Demokrat, dan maju kembali menjadi caleg dengan daerah pemilihan Sumatera Utara I. Di Pemilu 2009 dapil pria bernama lengkap Ruhut Poltak Sitompul ini adalah Sumatera III, sekarang di dapil Sumatera I ia berada pada nomor urut 1. Selain sebagai Anggota DPR, nama Ruhut Sitompul juga dikenal sebagai pengacara, dan artis sinetron. Sinetron Gerhana adalah sinetron yang membuat namanya melejit , ia berperan sebagai Poltak yang menjadi raja minyak dari Medan.

Ruhut menyelesaikan pendidikan hukumnya di Universitas Padjadjaran. Saat ini Ruhut menjadi Juru Bicara dari Partai Demokrat dan Ketua Departemen Kominfo DPP Partai Demokrat, setelah sebelumnya menjabat sebagai Ketua Departemen Pendidikan dan Pembinaan Politik DPP Partai Demokrat. Sebelum bergabung dengan Partai Demokrat Ruhut bergabung dengan Partai Golkar dan sempat menjabat di DPD dan DPP Partai Golkar. Ruhut juga terkenal dengan pernyataan-pernyataan kontroversialnya di televisi nasional, bahkan ada pernyataan dari Ruhut yang mengarah ke rasisme.

9. Sutan Bhatoegana

Anggota DPR yang bermarga Siregar ini sudah menjabat sebagai Anggota DPR selama 2 periode. Di periode sekarang ini, Sutan menjadi Ketua Komisi VII DPR RI. Beberapa jabatan penting pernah diemban ayah dari 3 orang anak ini, misalnya di tahun 2001 sampai 2005 ia menjabat sebagai Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat, ia juga menjadi Ketua Departemen Perekonomian DPP dan Sekretaris FKPD Partai Demokrat, kedua jabatan ini masih ia jabat sampai dengan sekarang. Pendidikan terakhir yang ia selesaikan adalah Magsiter Manajemen yang ia tekuni di STIM Jakarta.

Belakangan ini namanya disebut-sebut terlibat dalam kasus suap Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas dengan terdakwa Rudi Rubiandini, tetapi sampai saat ini Sutan masih menjadi saksi dalam kasus ini. Sutan Bhatoegana menjadi caleg incumbent nomor urut 2 mewakili Partai Demokrat di dapil Sumatera I.

10. Sri Novida, SE

Alumni STIE Jagakarsa ini adalah caleg incumbent yang kembali mewakili Partai Demokrat di dapil Sumatera Utara I ini. Di Pemilu Legislatif 9 April nanti, Sri Novida berada pada nomor urut 3, ia harus bersaing dengan nama-nama caleg baru dan caleg incumbent dari Partai Demokrat untuk dapat meraih kursi di DPR nanti. Wanita yang lahir di Langsa Aceh 4 November 1971 ini di DPR bertugas sebagai anggota Komisi XI yang fokus menangani permasalahan dari keuangan, perencanaan pembangunan nasional, perbankan, dan lembaga keuangan bukan bank. Di tahun 2013, ia menjadi Sekretaris KPP RI (Kaukus Perempuan Parlemen Republik Indonesia), sebelumnya di tahun 2009 ia menjadi Anggota Kaukus Kesehatan DPR RI.

11. Ramadhan Pohan

6 Desember 1966 menjadi tanggal lahir dari pria yang bernama lengkap Ramadhan Pohan ini. Selama kuliah di Fisipol Universitas Indonesia, ia aktif dalam bidang jurnalistik. Ia pernah bergabung dengan Jawa Pos sebagai reporter di Jakarta, saat bertugas di Amerika Ramadhan Pohan meneruskan pendidikan ke jenjang Strata 2 di American University (AU) Washington DC. Di tahun 2006 ia diserahi tanggung jawab untuk menjadi  Pemimpin Redaksi koran harian nasional Jurnal Nasional, Jakarta.

Sejak tahun 2008 ia menjadi Direktur Program Hubungan & Kerjasama Luar Negeri, Persatuan Wartawan Indonesia Pusat. Di pemilu lalu, Ramadhan Pohan berhasil melaju ke Senayan setelah mengungguli kandidat lainnya di dapil Jatim VII. Sekarang Anggota Komisi I DPR RI ini menjadi caleg mewakili Partai Demokrat di dapil Sumatera Utara I dan mendapatkan nomor urut 4.

12. Jafar Nainggolan

Jafar Nainggolan adalah Anggota DPR periode 2009-2014 yang ditunjuk untuk menjadi ketua komisi IV yang membawahi persoalan dalam bidang Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Kelautan, Perikanan, dan Pangan. Di periode sebelumnya ia juga menjadi Anggota DPR melalui PAW (Pergantian Antar Waktu) di tahun 2012. Lulusan Akabri tahun 1970 ini pernah mendapatkan penghargaan Bintang Kartika Eka Paksi Nararya dari Dephan tahun 2000, dan Bintang Yudha Dharma Nararya tahun 2001 yang juga didapatkan dari Dephan. Ayah dari 4 orang anak ini menjadi caleg incumbent yang maju kembali lewat Partai Demokrat untuk dapil yang di pemilu lalu berhasil meloloskan dirinya sebagai anggota parlemen, yaitu Sumater Utara I dengan nomor urut 5. 


SUMBER : VIVA News.

Ir Leo Nababan Akhiri Roadshow ke Lapo dan Partukkoan Halak Batak di Gang Pendidikan Medan


Bersama Bunthora Situmorang dan Tagor tampubolon


Partukkoan : Staf Khusus Menko Kesra Ir Leo Nababan bersama artis Batak senior Bunthora Situmorang Tagor Tampubolon dan Drs Bob Manurung ketika menghadiri perkumpulan partukkoan orang Batak di Jalan Bhakti Gang Pendidikan, Kecamatan Medan Kota.



Medan - Sejak Desember 2013, Staf Khusus Menko Kesra Ir Leo Nababan bersama penyanyi kondang Batak Bunthora Situmorang dan pencipta lagu Tagor Tampubolon road show ke lapo-lapo dan partukkoan halak hita (kedai-kedai dan perkumpulan orang Batak). Roadshow diawalinya di tanah kelahirannya di Kampung Jeruk, Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) dan diakhiri di Jalan Bhakti Gang Pendidikan Medan,  dimana dia dibesarkan sampai tamat SMA Negeri 5 Medan.

Lebih 100 lapo dan partukkoan dihadirinya yang ada di Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, Sergai dan Kota Tebing Tinggi. Dia menyampaikan pesan-pesan agar orang Batak yang di perantauan bersyukur karena di tanah parserakan (perantauan) kehidupan mereka tetap diberkati Tuhan. Namun demikian orang Batak di perantauan jangan melupakan budaya Batak yang sangat kaya, seninya yang indah serta bona pasogit Tano Batak nauli.

Kenapa Leo memilih Lapo dan partukkoan? Karena di tempat itulah orang-orang Batak berkumpul membahas bangsa ini, kelemahan dan kelebihan Pemerintahan terdahulu sampai sekarang. Di lapo juga selalu bersenandung lagu Batak dan ada tersaji makanan khas Batak, seperti jagal namargota, dekke arsik, naniura, joring (jengkol) pote (petai), lampet dan tuak di situlah Leo sangat menikmatinya seakan berada di Bona Pasogit.

“Di sinilah saya selaku Staf Khusus Menko Kesra RI mendengarkan apa keluhan warga, karena warga lapo menangkap semua keluhan masyarakat, terutama di bidang kesejahteraan rakyat (Kesra). Kondisi inilah yang akan disampaikannya kepada Menko Kesra agar ke depan kebutuhan kesejahteraan rakyat khususnya warga kurang mampu lebih diperhatikan,” jelas Leo kepada wartawan, Jumat (3/4) di Jalan Bhakti Gang Pendidikan Kecamatan Medan Kota.

Pada setiap road show dia menekankan kepada orang Batak agar bersatu, meninggalkan kebiasaan buruk seperti Hosom, Elat, Teal dan Late (HOTEL). Karena untuk kemajuan diperlukan kekompakan agar bisa membangun kehidupan yang lebih sejahtera, membangun bangsa dan tanah leluhur. Pada era orde lama dan orde baru, mulai masa pemerintahan Presiden Sukarno, Suharto, Habibie, Gus Dur sampai Megawati selalu ada orang Batak Kristen dipercaya menjadi Menteri, tapi Pemerintahan sekarang ini tidak ada, padahal banyak orang Batak yang cerdas dan bijaksana.

Dia juga menyampaikan bahwa budaya Batak yang paling kaya di dunia, untuk itu harus diperkenalkan kepada anak cucu agar bahasa Batak tidak punah. Hanya orang Batak dan Inggris yang memiliki struktur kekeluargaan lewat marga yang tetap dipakai sampai saat ini. Selain memiliki bahasa, Batak juga memiliki tulisan yang tidak dimiliki suku manapun, keseniannya menggambarkan penyembahan kepada Tuhan dan penghormatan kepada orangtua dan hula-hula.

Penghormatan kepada ibu merupakan ciri khas orang Batak, mayoritas lagu-lagu Batak mengisahkan tentang  ibu kandung (inang). Oleh karenanya Leo mengajak pencipta lagu tangiang ni dainang I, burju ni dainang I dan boru panggoaran Tagor Tampubolon. “Agar para generasi muda menghormati ibunya agar kamu diberkati Tuhan, maka celakalah kamu jika durhaka kepada ibu,” tegasnya.

Leo Nababan sangat mengagumi almarhum DR GM Panggabean yang semasa hidupnya sangat mencintai adat dan budaya Batak. Lewat Lembaga Sisingamangaraja XII yang dibentuk Pak GM budaya Batak membahana sampai ke mancanegara. “Kerja kerasnya membangun Tano Batak dan Bangso Batak patut mendapat acungan jempol, beliau marah kalau orang Batak tertindas, Tanah Batak dianaktirikan maka Pak GM berjuang untuk pembentukan Protap agar Tanah Batak makmur. Pak GM juga marah ketika gereja-gereja dibakar atau sulit mendapat izin membangun, beliau rindu persatuan orang Batak, itu jugalah kerinduan saya dan kita semua orang Batak harus merindukan itu,” tandasnya.

Tapi Leo sangat puas dengan Road Show lapo dan partukkoan tersebut, karena setiap tempat yang dihadirinya kerinduan orang Batak terhadap persatuan sangat besar. Karena orang Batak adalah orang yang berbudaya dan beradat, jika mereka dikunjungi dengan budaya seperti hiburan lagu-lagu Batak yang dilantunkan Bunthora Situmorang, Tagor Tampubolon, Nai Malvinas dan  Sinaga Trio membuat orang Batak tergugah terhadap kesatuan.

Turut mendukung road show Lapo dan Partukkoan tersebut tokoh Batak Kota Medan Drs Bob Manurung, JS Simatupang SH, Anthon Sihite SE dan seluruh kerabat dan handai taulan. 


SUMBER : m.HarianSIB.co



Rabu, 26 Maret 2014

Kampanye Golkar Di Kab. Deli Serdang Sumut




Turnament Catur LEO NABABAN dalam Gambar












Kampanye Terbuka Partai Golkar di Kab. Deli Serdang Sumut dalam Gambar.





Berperan sebagai jurkam, calon DPR RI LEO NABABAN, Mutia Hafid, dan Husin Sirear. Serta sejumlah caleg DPRD Tk I dan Tk II.  Kampanye di Deli Serdang  terbilang jarang dilakukan selama masa kampanye terbuka. Sejak tanggal 16 Maret lalu, baru 2 kali kampanye terbuka digelar, diantaranya oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pekan lalu, dan selasa 25/3 dilakukan oleh Partai GOLKAR.



























Selasa, 25 Maret 2014

Leo Nababan Membagikan Bola


Sebagai Pecinta Sepak Bola Ir. Leo Nababan tak lupa membagi bagikan bola,dengan harapan bisa menjadi motivasi untuk menghasilkan bibit-bibit baru untuk kemajuan persepakbolaan Indonesia.