Rabu, 09 April 2014

Ir Leo Nababan Akhiri Roadshow ke Lapo dan Partukkoan Halak Batak di Gang Pendidikan Medan


Bersama Bunthora Situmorang dan Tagor tampubolon


Partukkoan : Staf Khusus Menko Kesra Ir Leo Nababan bersama artis Batak senior Bunthora Situmorang Tagor Tampubolon dan Drs Bob Manurung ketika menghadiri perkumpulan partukkoan orang Batak di Jalan Bhakti Gang Pendidikan, Kecamatan Medan Kota.



Medan - Sejak Desember 2013, Staf Khusus Menko Kesra Ir Leo Nababan bersama penyanyi kondang Batak Bunthora Situmorang dan pencipta lagu Tagor Tampubolon road show ke lapo-lapo dan partukkoan halak hita (kedai-kedai dan perkumpulan orang Batak). Roadshow diawalinya di tanah kelahirannya di Kampung Jeruk, Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) dan diakhiri di Jalan Bhakti Gang Pendidikan Medan,  dimana dia dibesarkan sampai tamat SMA Negeri 5 Medan.

Lebih 100 lapo dan partukkoan dihadirinya yang ada di Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, Sergai dan Kota Tebing Tinggi. Dia menyampaikan pesan-pesan agar orang Batak yang di perantauan bersyukur karena di tanah parserakan (perantauan) kehidupan mereka tetap diberkati Tuhan. Namun demikian orang Batak di perantauan jangan melupakan budaya Batak yang sangat kaya, seninya yang indah serta bona pasogit Tano Batak nauli.

Kenapa Leo memilih Lapo dan partukkoan? Karena di tempat itulah orang-orang Batak berkumpul membahas bangsa ini, kelemahan dan kelebihan Pemerintahan terdahulu sampai sekarang. Di lapo juga selalu bersenandung lagu Batak dan ada tersaji makanan khas Batak, seperti jagal namargota, dekke arsik, naniura, joring (jengkol) pote (petai), lampet dan tuak di situlah Leo sangat menikmatinya seakan berada di Bona Pasogit.

“Di sinilah saya selaku Staf Khusus Menko Kesra RI mendengarkan apa keluhan warga, karena warga lapo menangkap semua keluhan masyarakat, terutama di bidang kesejahteraan rakyat (Kesra). Kondisi inilah yang akan disampaikannya kepada Menko Kesra agar ke depan kebutuhan kesejahteraan rakyat khususnya warga kurang mampu lebih diperhatikan,” jelas Leo kepada wartawan, Jumat (3/4) di Jalan Bhakti Gang Pendidikan Kecamatan Medan Kota.

Pada setiap road show dia menekankan kepada orang Batak agar bersatu, meninggalkan kebiasaan buruk seperti Hosom, Elat, Teal dan Late (HOTEL). Karena untuk kemajuan diperlukan kekompakan agar bisa membangun kehidupan yang lebih sejahtera, membangun bangsa dan tanah leluhur. Pada era orde lama dan orde baru, mulai masa pemerintahan Presiden Sukarno, Suharto, Habibie, Gus Dur sampai Megawati selalu ada orang Batak Kristen dipercaya menjadi Menteri, tapi Pemerintahan sekarang ini tidak ada, padahal banyak orang Batak yang cerdas dan bijaksana.

Dia juga menyampaikan bahwa budaya Batak yang paling kaya di dunia, untuk itu harus diperkenalkan kepada anak cucu agar bahasa Batak tidak punah. Hanya orang Batak dan Inggris yang memiliki struktur kekeluargaan lewat marga yang tetap dipakai sampai saat ini. Selain memiliki bahasa, Batak juga memiliki tulisan yang tidak dimiliki suku manapun, keseniannya menggambarkan penyembahan kepada Tuhan dan penghormatan kepada orangtua dan hula-hula.

Penghormatan kepada ibu merupakan ciri khas orang Batak, mayoritas lagu-lagu Batak mengisahkan tentang  ibu kandung (inang). Oleh karenanya Leo mengajak pencipta lagu tangiang ni dainang I, burju ni dainang I dan boru panggoaran Tagor Tampubolon. “Agar para generasi muda menghormati ibunya agar kamu diberkati Tuhan, maka celakalah kamu jika durhaka kepada ibu,” tegasnya.

Leo Nababan sangat mengagumi almarhum DR GM Panggabean yang semasa hidupnya sangat mencintai adat dan budaya Batak. Lewat Lembaga Sisingamangaraja XII yang dibentuk Pak GM budaya Batak membahana sampai ke mancanegara. “Kerja kerasnya membangun Tano Batak dan Bangso Batak patut mendapat acungan jempol, beliau marah kalau orang Batak tertindas, Tanah Batak dianaktirikan maka Pak GM berjuang untuk pembentukan Protap agar Tanah Batak makmur. Pak GM juga marah ketika gereja-gereja dibakar atau sulit mendapat izin membangun, beliau rindu persatuan orang Batak, itu jugalah kerinduan saya dan kita semua orang Batak harus merindukan itu,” tandasnya.

Tapi Leo sangat puas dengan Road Show lapo dan partukkoan tersebut, karena setiap tempat yang dihadirinya kerinduan orang Batak terhadap persatuan sangat besar. Karena orang Batak adalah orang yang berbudaya dan beradat, jika mereka dikunjungi dengan budaya seperti hiburan lagu-lagu Batak yang dilantunkan Bunthora Situmorang, Tagor Tampubolon, Nai Malvinas dan  Sinaga Trio membuat orang Batak tergugah terhadap kesatuan.

Turut mendukung road show Lapo dan Partukkoan tersebut tokoh Batak Kota Medan Drs Bob Manurung, JS Simatupang SH, Anthon Sihite SE dan seluruh kerabat dan handai taulan. 


SUMBER : m.HarianSIB.co



Tidak ada komentar:

Posting Komentar