Sabtu, 22 Februari 2014

Ir Leo Nababan: Seni Batak Sudah Go Internasional, Lagu Lissoi-Lissoi Terkenal di Jerman


* Di Prancis, Buku Toba Nasae Diterjemahkan ke Berbagai Bahasa




HADIR Ir. Parlin Situmorang mewakili Ataf Khusus Menko Kesra RI Ir. Leo Nababan (kiri) menghadiri Festival Trio Batak Sabtu, (25/1) di Tiara Convention Centre.

Medan (SIB)- Staf Khusus Menko Kesra Ir Leo Nababan yang diwakili Ir Parlin Situmorang, mengatakan sangat bangga dengan penyelenggaraan festival Trio Batak, Sabtu (25/1) di Tiara Convention Center Medan. Menurut Leo, Menko Kesra Ir HR Agung Laksono sangat mendukung seni budaya, termasuk seni budaya Batak. Agung Laksono sangat bangga dengan budaya Batak karena terkenal dengan keunikannya seperti memiliki hukum adat yang tertata dengan rapi, memiliki bahasa dan aksara Batak.

Menko Kesra berpesan, budaya Batak harus lestari, festival Trio Batak tersebut mencerminkan bagaimana generasi muda Batak mencintai budayanya lewat festival, untuk itu setiap tahun harus digelar. Banyak seniman Batak yang sukses sampai ke mancanegara karena mengangkat budayanya. Berkat komponis Batak, lagu Lissoi-lissoi  sangat terkenal di Jerman.

“Lagu ini sering dinyanyikan di pub di Jerman oleh penyanyi Indonesia tapi bukan orang Batak, melainkan orang dari Indonesia Timur dan Pulau Jawa. Itu buktinya lagu Batak disukai semua orang, bagaimana supaya lebih berkembang, tentunya orang Batak itu sendiri mencintai lebih dahulu mencintai budayanya. Karena begitu unik dan kayanya budaya Batak itu sampai-sampai pakar bahasa dan budaya Jerman Uly Kozok menjadi pakar budaya Batak,” jelas Leo Nababan.

Buku berjudul “Toba Nasae” di Prancis sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di Eropa.  Negara-negara maju di Eropa sudah mengenal betapa kayanya budaya dan alam Tano Batak (Tanah Batak). Untuk itu Leo berpesan kepada generasi muda agar tidak malu menunjukkan jati dirinya sebagai orang Batak.

”Jangan malu mencantumkan margamu, banggalah sebagai orang Batak, lihat saja pesepakbola AS Roma Raja Nainggolan, dia mencantumkan Nainggolan dipunggung kostumnya karena dia bangga sebagai orang Batak. Saya berpesan para juara trio Batak harus merambah musik Batak sampai tingkat nasional, ayo besarkan budaya Batak,” ajak Leo.

Sekretaris panitia Herbert mengatakan, Festival Trio Batak ini diikuti 400 orang, seleksi sudah dilaksanakan sejak 10 Januari lalu dan menyisakan 10 tim yang masuk babak grand final. Penilaian peserta trio dilakukan oleh juri yang dipimpin Tagor Tampubolon (pencipta lagu tangiang ni dainang i), dibantu Erlin Siboro dan Charles Malau, acara dipandu oleh Theresia Marbun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar